Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu Remingius Asa mengatakan pemerintah ingin menjadikan Kabupaten Belu sebagai festival budaya bagi Indonesia berbagai event di gelar di kabupaten ini.
Hal ini di sampaikan Remingius Asa kepda pro 3,RRI pada Jumat (14/12/2018). Seperti yang di ungkapkan Presiden Jokowi ingin membangun Nawacita mendongkrak pariwisata dari tepian negri dan berbagai komunitas yang bahkan dapat mempengaruhi animo masyarakat dari pemilik modal, sampai pengunjung nantinya.
Ia menjelaskan, ekonomi kreatif itu merupakan sektor yang paling inklusif. Siapa pun bisa melakukan, tidak memandang laki-laki dan perempuan, berpendidikan tinggi atau rendah, tidak melihat difabel atau bukan, yang penting bisa berkarya dan membuat produk, maka dia sudah termasuk pelaku ekonomi kreatif.
Ia mengatakan Presiden Jokowi sudah memerintahkan agar tiap kementerian atau lembaga setingkat bekerja sampai di perbatasan. Tahun lalu, ia menemukan banyak pelaku usaha ekonomi kreatif di Belu yang membuat produk unggulan, tapi tidak tahu mempresentasikan dengan baik.”Semoga dari Kombet Kreatif ini, mama-mama dan nona-nona bisa membuat storytelling dan menjual produk ekonomi kreatifnya di media sosial,” paparnya.
Ia menambahkan, berharap warganya bisa menangkap peluang. Asa mencontohkan, seragam sekolah yang dipakai pelajar Belu kebanyakan berasal dari satu pabrikan saja. “Kenapa ini tidak melihat peluang. Kita tidak pernah berpikir tentang peluang bisnis dari segi ekonomi kreatif dan pariwisata,” tuturnya.
Sebenarnya, banyak pelaku ekonomi kreatif di Belu. “Tapi sekadar bikin jual, buat lagi lalu jual lagi, gak berpikir tentang pasar,” ucapnya. “Seharusnya yang kita lakukan bukan membuat satu produk tapi memikirkan bagaimana memasarkan,”ungkapnya.
Seperti dijelaskan, Asa mengajak para pegiat ekonomi kreatif di Belu memanfaatkan kegiatan Kombet Kreatif ini untuk mendapatkan ilmu bagaimana membranding dan membuat storytelling produk mereka.
Ia menjelaskan juga, saat ini di Jakarta, makanan yang dikemas dengan daun harganya dijual dua kali lipat dari yang disajikan di piring. “Cara pengemasan dan metode penjualannya benar-benar dipikirkan,”pungkasnya.