Pandemi Covid-19 yang menggelobal saat ini sangat berdampak terhadap industri pariwisata. Lengangnya industri pariwisata dirasakan pula dampaknya oleh sektor usaha yang bergerak dibidang perhotelan dan restoran di wilayah Kabupaten Belu. Sabtu, (21/8/2021).
Demikian disampaikan Sekertaris Dinas Pariwisata Kabupaten Belu. Yasinta Bria kepada rri.co.id.
Menurut Yasinta, sejak adanya pandemi Covid-19 terdapat penurunan yang cukup drastis dari kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan domestik ke Kabupaten Belu sebagai daerah perbatasan. Pada 2019 dari kunjungan wisatawan ke Kabupaten Belu masih cukup tinggi namun dalam perjalanan dari 2020 hingga 2021 terdapat penurunan yang signifikan.
“Sebelum adanya pandemi Covid-19 dari arus kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik mencapai puluhan ribu. Namun sejak adanya pandemi hanya berkisar empat ribu hingga tujuh ribu,” rincinya.
Pemerintah Kabupaten Belu terus berupaya untuk kembali menghidupkan sektor pariwisata sebagai motor penggerak ekonomi. Upaya yang dilakukan Dinas Pariwisata melalui Bidang destinasi menata tempat destinasi sehingga menjadi layak dikunjungi karena mempunyai keunikan dan ciri khasnya. Hal ini juga diikuti dengan upaya promosi menggunakan media sosial maupun teknologi informasi digital.
Apalagi sejak Fulan Fehan masuk dalam anugerah pesona Indonesia di tahun 2020. Ini menjadi PR bagi Dinas Pariwisata, bagaimana untuk tetap mempertahankan ciri khas dan keunikan dari Fulan Fehan,” ungkapnya.
Upaya ini dilakukan dengan membentuk Tim promosi pariwisata Kabupaten Belu. Tim yang dibentuk bekerja untuk mempromosikan objek wisata wilayah Belu.
“Setiap minggu mereka ini menghasilkan konten-konten yang menyangkut destinasi pariwisata dan juga kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif lainnya. Upaya ini dilakukan untuk menghidupkan sektor pariwisata di Kabupaten Belu,” pungkas Yasinta Bria
